Kamis, 25 Agustus 2011

zikir

Mata terpejam tangan bersilang
Kaki terkendali dari rasa dan raba
Hati memendam – merasuk – membelah
Jiwa menghitung denyut jantung

Lama bersilah pejamkan mata
Coba menguak dunia kasabmata
Seraya berzikir menghadap Allah
Rasakan kehadirannya dalam raga.

Ya Allah betapa berdosanya manusia
Hingga membuatmu murka penuh amarah
Ya Allah ampunilah mereka semua
Karena mereka adalah hamba yang hina

Roh terus melayang mengucap zikir
Berputar menjerit menyembah maha hadir
Mencoba merasa derita siksa neraka
Yang akan dialami manusia berdosa




cantik

Saat hujan merintik
angin berteriak rintih
dia tetap cantik
tanpa merasa pedih

kala aku sendiri
terduduk terbayang-terbayang temanku
dia hilangkan semua bayangan buruk
dan seakan-akan menyentuh hatiku

saat mentari bersinar cerah di depan
panas begitu minta ampun
dia terlihat sopan menawan
disertai warna yang anggun

saat gelap malam tiba
ketika semua yang merasa cantik keluyuran
kudengar ada senandung doa
di dalamnya penuh harapan

aku tahu itu dia
yang selalu kupuji kehadirannya
begitu cantiknya dia
walau takkan mungkin aku menjamahnya




Rabu, 24 Agustus 2011

andaikan....

Andaikan ku tersenyum
Apakah itu biasa? Apakah itu indah?
Andai ku rajut kehidupanku
Seperti benang yang takkan putus
Apakah akan terganti…
Saat kupeluk angin , udara, semua lari dariku
Begitupun Saat kusentuh air ia berlari menjauhiku
Aku lazuardi biru dari timur menolak rasa menyimpan duka
Mega merah itu begitu menentramkan
Tapi sekaligus begitu meghinakanku
Seakan aku orang yang sia-sia
Dan Yang kulakukan hanya bisa mengeluh
Saat kuraba dinginnya malam
Dia memelukku dan mengajakku tenggelam
Di gelapnya di sunyinya pekat malam
Aku Lazuardi yang dingin, bisu, dan tuli
Kuhapus jejaknya kabut di peluhnya hati
Seakan kubuka luka lama itu

Kembali menganga…..
Dan mulai meringis menahan sakit
Tak bisa di selami hati………………………………