Rabu, 09 Juli 2014
aku untukku
Bukan janji-janji indah kupegang.
Bukan cinta dan sayang menjanjikan kesetiaan.
Tapi bukti semuanya itu ada untukku.
Untuk apa kubertanya tentang keyakinan.
Bila hati tidak merasa itu benar untukku.
Cukup aku mengerti apa maumu.
Jangan tanya kenapa aku tak coba mengertimu.
Aku mencintaimu lebih dari kau mencintaiku
Tak akan pernah berubah meski waktu terus berlalu
Tak akan berkurang bahkan kian menggebu
Karena semua tulus dari hatiku
Aku sadar dengan apa yg kurasakan
Aku mengerti dengan arti pangorbanan
Ada perjumpaan dan akhirnya ada perpisahan
Karena cinta tak mungkin kan di paksakan
Kamis, 25 Agustus 2011
zikir
Mata terpejam tangan bersilang
Kaki terkendali dari rasa dan raba
Hati memendam – merasuk – membelah
Jiwa menghitung denyut jantung
Lama bersilah pejamkan mata
Coba menguak dunia kasabmata
Seraya berzikir menghadap Allah
Rasakan kehadirannya dalam raga.
Ya Allah betapa berdosanya manusia
Hingga membuatmu murka penuh amarah
Ya Allah ampunilah mereka semua
Karena mereka adalah hamba yang hina
Roh terus melayang mengucap zikir
Berputar menjerit menyembah maha hadir
Mencoba merasa derita siksa neraka
Yang akan dialami manusia berdosa
cantik
Saat hujan merintik
angin berteriak rintih
dia tetap cantik
tanpa merasa pedih
kala aku sendiri
terduduk terbayang-terbayang temanku
dia hilangkan semua bayangan buruk
dan seakan-akan menyentuh hatiku
saat mentari bersinar cerah di depan
panas begitu minta ampun
dia terlihat sopan menawan
disertai warna yang anggun
saat gelap malam tiba
ketika semua yang merasa cantik keluyuran
kudengar ada senandung doa
di dalamnya penuh harapan
aku tahu itu dia
yang selalu kupuji kehadirannya
begitu cantiknya dia
walau takkan mungkin aku menjamahnya
Rabu, 24 Agustus 2011
andaikan....
Andaikan ku tersenyum
Apakah itu biasa? Apakah itu indah?
Andai ku rajut kehidupanku
Seperti benang yang takkan putus
Apakah akan terganti…
Saat kupeluk angin , udara, semua lari dariku
Begitupun Saat kusentuh air ia berlari menjauhiku
Aku lazuardi biru dari timur menolak rasa menyimpan duka
Mega merah itu begitu menentramkan
Tapi sekaligus begitu meghinakanku
Seakan aku orang yang sia-sia
Dan Yang kulakukan hanya bisa mengeluh
Saat kuraba dinginnya malam
Dia memelukku dan mengajakku tenggelam
Di gelapnya di sunyinya pekat malam
Aku Lazuardi yang dingin, bisu, dan tuli
Kuhapus jejaknya kabut di peluhnya hati
Seakan kubuka luka lama itu
Kembali menganga…..
Dan mulai meringis menahan sakit
Tak bisa di selami hati………………………………